Pages

Jumat, 01 Juni 2012

Esensi Hari Anti Tembakau Sed-Dunia di FKT



Esensi Hari Anti Tembakau Se-Dunia agaknya terkikis di Fakultas Kehutanan. Ingatkah kalau tanggal 31 Mei 2012 ini kita memperingati hari tersebut? Mungkin ada sebagian yang ingat, tapi hanya sebagian kecil saja. Maka, tulisan ini bertujuan untuk refleksi seberapa besar perhatian kita tentang bahaya tembakau (dalam hal ini rokok) terhadap kesehatan, terhadap orang lain, bahkan terhadap lingkungan. Sejak tahun 1987, WHO mencanangkan Hari Anti Tembakau Se-Dunia dengan tujuan meningkatkan kesadaran publik akan bahaya merokok dengan menantang para perokok untuk tidak mengisap tembakau selama 24 jam. Tentu hal ini terasa sulit, apalagi bagi mereka yang sudah kecanduan.
Bahaya merokok sudah jelas kita ketahui: dari tulisan di bungkus rokok hingga berbagai aksi dan sosialisasi tentang bahaya merokok. “Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin” hanya sebatas slogan semata. Dengan dalih alasan hak asasi manusia, perokok di Indonesia adalah orang yang merdeka yang tidak bisa diganggu gugat. Dampak-dampak buruk rokok tak hanya terjadi pada perokok aktif, melainkan juga perokok pasif.
Di Indonesia sendiri Menurut WHO sekitar 150 juta penduduknya adalah perokok dengan konsumsi rokok total hingga 220 miliar batang per tahun. Tahun 2011 ini Indonesia menduduki peringkat ke-tiga konsumsi rokok terbanyak di Asia, setelah Cina dan India. Sementara itu Komisi Nasional Perlindungan Anak menyatakan jumlah perokok anak saat ini meningkat hingga 45 %. Sedangkan sebagian perokok pasif seperti 43 juta anak Indonesia saat ini hidup serumah dengan perokok dan mengalami berbagai gangguan pernafasan seperti bronchitis dan asma.
Mengetahui segala bahaya yang telah ditimbulkan, yang mengherankan adalah bahwa pelaksanaan Hari Anti Tembakau Se-Dunia ini ternyata tidak seperti yang diharapkan karena pada hari tersebut masih saja orang-orang merokok dengan seenaknya. Di tempat umum, di Rumah Sakit, bahkan di kampus sekalipun. Nah, bagaimana dengan Fakultas Kehutanan? Apakah kita yang identik dengan para aktivis lingkungan masih tinggal diam dengan kondisi ini? Bagaimana anda sebagai perokok aktif maupun pasif menyikapi hal ini?

*Dari berbagai sumber

(Arina Damayanti)

1 komentar:

  1. Kenapa cuma slogan doang ya? kenapa ga' sekalian gambar akibat merokoknya?

    BalasHapus